![]() |
ustad yogi ketika memainkan rebana |
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim, Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam,
semoga
kita semua selalu mendapatkan taufiq serta pertolongannya. Shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada beliau baginda Rasulullah Muhammad Saw, semoga kita
semua tergolong dalam umatnya. aamiin
Para pecinta Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam semakin hari semakin bertambah rasa rindu dan cinta mereka kepada
beliau. Mereka semakin mengenal sosok makhluk yang diistimewakan oleh Allah
Ta’alaa, mereka semakin mengetahui sunnah-sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, mereka semakin bersemangat untuk berusaha mengikuti langkah-langkah
mulia Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ini semua tidak ada lain dan bukan adalah hasil
perjuangan dakwah para ulama kita yang peduli kepada umat Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang selalu menyeru umatnya kembali dalam jalan
yang lurus. Mereka berdakwah di setiap keadaan, di setiap tempat dengan
berbagai macam sarana dakwah yang kreatif yang dilakukan para ulama sejak
dahulu hingga kini. Salah satunya dengan membacakan sejarah Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sudah banyak terbukukan, baik dalam bentuk
prosa maupun syair atau qasidah. Kemudian dibarengi dengan pemukulan rebana
yang teratur dan seirama dengan lantunan qasidah-qasdiah yang berisikan pujian
kepada Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam. Sehingga membuat hati yang hadir
terharu mendengarnya, sedih atau susah mendengar perjuangan berat Nabi, sedih
karena tidak mampu membalas jasa perjuangan Nabi, rindu karena ingin sekali
berjumpa dengan Nabi walau hanya dalam mimpi.
Di saat kaum
muslimin itu sedang penuh semangat dan rindu yang bergelora dalam majlis-majlis
maulid mereka, ada sebagian orang yang mengusik program sarana dakwah tersebut,
dengan tuduhan-tuduhan buruk dan tak pantas terlontarkan sebagai umat Islam.
Mereka menuduh maulid bid’ah sesat, mereka mengatakan melantunkan qasdiah atau
nasyid di dalam masjid itu bid’ah sesat, mereka mengatakan memukul rebana di
dalam masjid itu haram dan bid’ah sesat.
Diriwayatkan pula bahwa para wanita memukul rebana menyambut
Rasulullah Saw. di suatu acara pernikahan dan Rasul Saw. mendengarkan syair
mereka dan pukulan rebana mereka, hingga mereka berkata: “Bersama kami seorang
Nabi yang mengetahui apa yang akan terjadi”, maka Rasul Saw.
bersabda:“Tinggalkan kalimat itu dan ucapkan apa-apa yang sebelumnya telah kau
ucapkan.(Shahih Bukhari hadits No. 4852)
Tahqiq dalam masalah ini adalah tujuannya, sebab alatnya telah
dimainkan dihadapan Rasulullah SAW yg bila alat itu merupakan hal yg haram
mestilah Rasulullah SAW telah mengharamkannya tanpa membedakan ia membawa
manfaat atau tidak, namun Rasulullah SAW tak melarangnya, dan larangan
Rasulullah SAW baru muncul pada saat syair nya mulai menyimpang, maka jelaslah
bahwa hakikat pelarangannya adalah terletak pada Tujuannya.
Berbeda dengan rebana dalam pembacaan Kitab maulid ( RAWI ), karena
isi syairnya adalah Shalawat, pujian pada Allah SWT dan Rasul Nya SAW, maka hal
ini tentunya tak ada khilaf (perbedaan) padanya.Sebagaimana Rasulullah SAW tak
melarangnya, maka muslim mana pula yg berani mengharamkannya, sebab pelarangan
di masjid adalah membunyikan hal yg membuat lupa dari Allah SWT didalam masjid,
sebagaimana juga syair yg jelas jelas dilarang oleh Rasulullah SAW untuk
dilantunkan di masjid, karena membuat orang lupa dari Allah SWT, dan masjid
adalah tempat dzikrullah SWT, namun justru syair pujian atas Rasul SAW
diperbolehkan oleh Rasulullah SAW di masjid, demikian jelasnya di terangkan
dalam Hadits shahih dalam Kitab Shahih Bukhari, bahkan Rasulullah SAW
menyukainya dan mendoakan Hasan bin Tsabit ra yang melantunkan syair di masjid,
tentunya syair yg memuji Allah SWT dan Rasul Nya SAW.Saudaraku, Rebana yg kita
pakai di masjiditu bukan Lahwun dan membuat orang lupa dari Allah SWT, justru
rebana rebana itu membawa muslimin dan muslimah serta para pemuda pemudi untuk
mau datang dan tertarik hadir ke Masjid & Majelis, duduk berdzikir,
melupakan lagu yang membawa si pendengarnya ke arah negatif, tenggelam dalam
dzikrullah SWT dan nama Allah SWT, asyik termasukmenikmati rebana yg pernah
dipakai menyambut Rasulullah SAW,mereka bertobat, mereka menangis, mereka asyik
dengan khusyu duduk di masjid, terpanggil ke masjid, betah di masjid, perantara
juga sebab adalah rebana itu tadi dan syair syair Pujian pada Allah SWT dan
Rasul Nya SAW.
Dari sisi
syiar dan penanaman akidah umat. Selain menambah syiar agama, sarana dakwah ini
merupakan strategi yang sangat jitu untuk menyebarkan ajaran Islam di tengah
masyarakat. Karena di dalamnya terkandung beberapa pujian kepada Allah Ta’ala,
pujian kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dzikir dan nasihat.
Dari aspek psikologis, lantunan
syair atau qasidah yang indah itu dapat menambah semangat dan mengkondisikan
suasana, kadang larut dalam keridnuan dan kecintaan kepada Allah dan Nabi
hingga meneteskan air mata. Ini merupakan suatu hal yang baik dan bahkan
dianjurkan dalam hal mengingat Allah dan Rasul-Nya.
Wallahu
A’lam Bisshowab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar