Kamis, 27 Oktober 2016

Hukum Menabuh Rebana

ustad yogi, hukum memainkan rebana
ustad yogi ketika memainkan rebana


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim, Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam,
semoga kita semua selalu mendapatkan taufiq serta pertolongannya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada beliau baginda Rasulullah Muhammad Saw, semoga kita semua tergolong dalam  umatnya. aamiin
Para pecinta Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam semakin hari semakin bertambah rasa rindu dan cinta mereka kepada beliau. Mereka semakin mengenal sosok makhluk yang diistimewakan oleh Allah Ta’alaa, mereka semakin mengetahui sunnah-sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka semakin bersemangat untuk berusaha mengikuti langkah-langkah mulia Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ini semua tidak ada lain dan bukan adalah hasil perjuangan dakwah para ulama kita yang peduli kepada umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang selalu menyeru umatnya kembali dalam jalan yang lurus. Mereka berdakwah di setiap keadaan, di setiap tempat dengan berbagai macam sarana dakwah yang kreatif yang dilakukan para ulama sejak dahulu hingga kini. Salah satunya dengan membacakan sejarah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sudah banyak terbukukan, baik dalam bentuk prosa maupun syair atau qasidah. Kemudian dibarengi dengan pemukulan rebana yang teratur dan seirama dengan lantunan qasidah-qasdiah yang berisikan pujian kepada Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam. Sehingga membuat hati yang hadir terharu mendengarnya, sedih atau susah mendengar perjuangan berat Nabi, sedih karena tidak mampu membalas jasa perjuangan Nabi, rindu karena ingin sekali berjumpa dengan Nabi walau hanya dalam mimpi.
Di saat kaum muslimin itu sedang penuh semangat dan rindu yang bergelora dalam majlis-majlis maulid mereka, ada sebagian orang yang mengusik program sarana dakwah tersebut, dengan tuduhan-tuduhan buruk dan tak pantas terlontarkan sebagai umat Islam. Mereka menuduh maulid bid’ah sesat, mereka mengatakan melantunkan qasdiah atau nasyid di dalam masjid itu bid’ah sesat, mereka mengatakan memukul rebana di dalam masjid itu haram dan bid’ah sesat.
Diriwayatkan pula bahwa para wanita memukul rebana menyambut Rasulullah Saw. di suatu acara pernikahan dan Rasul Saw. mendengarkan syair mereka dan pukulan rebana mereka, hingga mereka berkata: “Bersama kami seorang Nabi yang mengetahui apa yang akan terjadi”, maka Rasul Saw. bersabda:“Tinggalkan kalimat itu dan ucapkan apa-apa yang sebelumnya telah kau ucapkan.(Shahih Bukhari hadits No. 4852)
Tahqiq dalam masalah ini adalah tujuannya, sebab alatnya telah dimainkan dihadapan Rasulullah SAW yg bila alat itu merupakan hal yg haram mestilah Rasulullah SAW telah mengharamkannya tanpa membedakan ia membawa manfaat atau tidak, namun Rasulullah SAW tak melarangnya, dan larangan Rasulullah SAW baru muncul pada saat syair nya mulai menyimpang, maka jelaslah bahwa hakikat pelarangannya adalah terletak pada Tujuannya.
Berbeda dengan rebana dalam pembacaan Kitab maulid ( RAWI ), karena isi syairnya adalah Shalawat, pujian pada Allah SWT dan Rasul Nya SAW, maka hal ini tentunya tak ada khilaf (perbedaan) padanya.Sebagaimana Rasulullah SAW tak melarangnya, maka muslim mana pula yg berani mengharamkannya, sebab pelarangan di masjid adalah membunyikan hal yg membuat lupa dari Allah SWT didalam masjid, sebagaimana juga syair yg jelas jelas dilarang oleh Rasulullah SAW untuk dilantunkan di masjid, karena membuat orang lupa dari Allah SWT, dan masjid adalah tempat dzikrullah SWT, namun justru syair pujian atas Rasul SAW diperbolehkan oleh Rasulullah SAW di masjid, demikian jelasnya di terangkan dalam Hadits shahih dalam Kitab Shahih Bukhari, bahkan Rasulullah SAW menyukainya dan mendoakan Hasan bin Tsabit ra yang melantunkan syair di masjid, tentunya syair yg memuji Allah SWT dan Rasul Nya SAW.Saudaraku, Rebana yg kita pakai di masjiditu bukan Lahwun dan membuat orang lupa dari Allah SWT, justru rebana rebana itu membawa muslimin dan muslimah serta para pemuda pemudi untuk mau datang dan tertarik hadir ke Masjid & Majelis, duduk berdzikir, melupakan lagu yang membawa si pendengarnya ke arah negatif, tenggelam dalam dzikrullah SWT dan nama Allah SWT, asyik termasukmenikmati rebana yg pernah dipakai menyambut Rasulullah SAW,mereka bertobat, mereka menangis, mereka asyik dengan khusyu duduk di masjid, terpanggil ke masjid, betah di masjid, perantara juga sebab adalah rebana itu tadi dan syair syair Pujian pada Allah SWT dan Rasul Nya SAW.
Dari sisi syiar dan penanaman akidah umat. Selain menambah syiar agama, sarana dakwah ini merupakan strategi yang sangat jitu untuk menyebarkan ajaran Islam di tengah masyarakat. Karena di dalamnya terkandung beberapa pujian kepada Allah Ta’ala, pujian kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dzikir dan nasihat.
Dari aspek psikologis, lantunan syair atau qasidah yang indah itu dapat menambah semangat dan mengkondisikan suasana, kadang larut dalam keridnuan dan kecintaan kepada Allah dan Nabi hingga meneteskan air mata. Ini merupakan suatu hal yang baik dan bahkan dianjurkan dalam hal mengingat Allah dan Rasul-Nya.
Wallahu A’lam Bisshowab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FAKTA ANGGOTA QNET

Bisnis Qnet, yg "KATANYA" bisnis International dunia. tapi kenapa membernya tidak bisa berfikir jernih????