Berhati-hatilah ketika berbicara dan berkomunikasi. Penggunaan kata haruss tepat dan tidak multi penafsiran, sehingga pendengar tidak salah paham
Berikut ini contohnya,
Seorang lurah punya hobi pelihara burung. Jenisnya bermacam-macam.
Pada suatu hari, burungnya hilang semua. Merasa si maling sudah keterlaluan,
pak lurah berencana untuk membawa masalah tersebut ke acara pertemuan warga se
Kelurahan.
Sekitar 200 warga hadir. Ada bapak-bapak dan ibu-ibu. Pak
Lurah pun memulai acaranya, dan setelah bicara panjang lebar soal moral, pak
Lurah bertanya: “Siapa yang punya burung berdiri..”
Semua bapak-bapak yang hadir segera berdiri. Pak Lurah
berkata, “Bukan itu maksud saya. Maksud saya adalah siapa yang pernah lihat
burung??”
Seluruh ibu-ibu berdiri. “Wah gawat” pikir pak Lurah. Dengan
muka merah dia berkata: Maksud saya siapa yang pernah lihat burung yang bukan
miliknya??”
Separuh ibu-ibu berdiri.. Muka pak Lurah semakin merah dan
merasa serba salah sehingga semakin gugup. Segera berkata lagi.. “bukan ke arah
situ pertanyaan saya. Maksud saya itu siapa yang pernah lihat burung saya?”
Segera 5 wanita berdiri.. Pak Lurang langsung lari pontang
panting, karena bu Lurah mengejar sambil membawa sapu.
Selamat pagi, selamat beraktifitas dan jangan lupa bahagia... hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar